Hikayat Semka Mutuk

Karena cashflow yang amburadul, banyak pemasukan yang tidak teraealisasi, akibatnya jelas sekali. Sekarang ini Semka Mutuk kesulitan dalam membayar tagihan bulanan. Tagihan rutin yang biasanya lancar - lancar saja, sekarang sudah mulai mampet. Banyak yang seharusnya dibayar ternyata tidak terbayar.  Tagihan listrik, tagihan telpon, cicilan mobil dan banyak lainnya yang macet dan tidak mampu dibayar Semka Mutuk.  Sementara di sisi lain, tidak ada usaha untuk meningkatkan penghasilan, semuanya diam saja menantikan kehancuran Semka Mutuk perlahan - lahan. 

Banyaknya permasalahan yang terjadi selama ini jelas berimbas pada keuangan Semka Mutuk yang jadi berantakan. banyak uang keluar tanpa kejelasan maksud dan pertanggungjawabannya. Semua berlomba - lomba menghabiskan uang. Ditambah lagi saat ini pemasukan seret, kurcaci yang selama ini jadi andalan utama pemasukan sudah tidak bisa diharapkan lagi, para kurcaci banyak mengeluh, banyak protes sehingga menunda atau bahkan dengan sengaja tidak mau membayar. Harga produk Semka Mutuk juga melambung tinggi, entah siapa yang menyusun harga produk ini, yang jelas harga produk Semka Mutuk sama sekali tidak bisa bersaing dengan produk sebelah. Bahkan produk Semka Mutuk jadi cibiran, karena harganya mahal tetapi kualitasnya biasa - biasa saja. Tidak ada istimewanya. kalau ini dibiarkan, maka kebangkrutan Semka Mutuk sudah tidak lama lagi, pemasukan yang menurun, tetapi pengeluaran yang malah naik membuat besar pasak dai pada tiang.  Sungguh ironis sekali apa yang terjadi dengan Semka Mutuk. Dulu Sem